LEMBAR OPINI-CEPAT SAYA ATAS SOALAN DARI IBU-IBU 01Nop20

KETERANGAN KEGIATAN
ACARA ZOOMINAR NGOBROL SANTAI, sebagai KREATOR ACARA adalah DIAN dengan WAKTU pelaksanaan MINGGU, 01 NOPEMBER 2020 pada JAM 08.00 – 10.00 WIB dengan TEMA ACARA KENALAN DENGAN SISTEM SENSOMOTORIK ORAL/ FEEDING dan PEMATERI PIPIT PUSPITASARI.


PERTANYAAN YANG ADA PADA G-FORM bagian 01
1. Bagaimana melatih perkembangan sensorimotorik anak?
2. Bagaimana menangani anak yang mengalami keterlambatan jalan?
3. Bagaimana cara menstimulus sensorimotorik anak yang belum berkembang sesuai usianya?
4. Bagaimana bila anak umur 16 bulan belum bisa tengkurap?

Gunakan istilah ini
: (1) Chronological Age atau Usia Kalender yaitu usia berdasarkan tanggal kelahiran; dan (2) Mental Age atau Usia Perkembangan yaitu usia berdasarkan kemampuan yang dikuasai. Misalnya anak usia 20 bulan belum berjalan. Dari data ini kita bisa punya asumsi bahwa usia kalendernya 20 bulan, dan dan bahwa ia belum berjalan, maka “usia perkembangannya masih setara” dengan usia 12-18 bulan.

Prinsip stimulasi adalah mengacu pada usia perkembangan, bukan usia kalender. Oke! Jadi jika ada anak mengalami keterlambatan jalan, “secara cepat” saya jawab sebagai “tangani keterampilan jalannya”. Dan untuk motoric berjalan adalah ranah pekerjaan rekan sejawat Fisioterapis.

Termasuk dengan anak yang usia 16 bulan belum tengkurap. Secara kalender jarak antara usia kalender dengan usia perkembangan tengkurap sudah lebih dari 6 bulan. Sebaiknya segera menemui Fisioterapis yang bekerja di area perkembangan anak.

5. Untuk anak yang suka banget putar2, putar badannya kayak kipas angin. Kenapa seperti itu dan bagaimna cara penanganannya?
Dilihat dengan kacamata sensomotorik, maka ada beberapa kemungkinan. Satu: dari vestibular bisa, atau dari taktil mungkin aja. Kenapa? Karena vestibular belum matang jadi butuh stimulasi. Jika hanya dilihat dari kacamata perkembangan senso-motorik.

6. Bagaimana membuat pelafalan anak lebih jelas dalam berbicara? Melatih artikulasi, adakah teknik yang bisa diajarkan pada orangtua di rumah atau persiapan latihan motorik kasar yang konsisten yang mungkin mendukung membantu artikulasi anak bisa lebih baik berbicara?
Saya anggap semua data lainnya dalam batas wajar, sehingga murni dari aspek sensomotorik saja ya. Bicara adalah gerak motorik, berarti berkaitan dengan organ bicara (mulut) termasuk juga penunjang organ bicara lainnya yang signifikan adalah pernafasan.

Kedua aspek ini (organ bicara dan pernafaasan) seringkali menjadi acuan pertama yang saya nilai. Sebelum memberi treatment jika memang ada permasalahan. Bagi ibu yang bertanya soalan ini, boleh japri saya, dan kita bisa diskusi lebih lanjut.

7. Untuk anak dengan global delayed development usia 4 tahun apakah masih bisa mengejar ketertinggalannya dengan terapi sensorimotorik?
Mohon maaf, saya bukan terapis yang akan menggunakan istilah “mengejar ketertinggalan”. Ini apa yang saya sebut dengan ‘ilusi’. Mengejar ketertinggalan adalah kata yang menurut saya adalah jebakan. Bagaimana mungkin jika kecepatan motor kita 60 km/jam mengejar motor dg kecepatan 80 km/jam. Yang terus menerus melaju secara konsisten, otomatis. Mungkinkah kita akan berhasil mengejarnya jika ia tetap melaju?

Tapi jangan sedih. Untuk gangguan tertentu dalam satu titik tertentu, perkembangan anak kita menjadi sama dengan anak yang tidak memiliki riwayat gangguan perkembangan. Dan sebagiannya tidak. Bagi saya pribadi, pekerjaan kita sebagai pengasuh dari anak yang mengalami keterlambatan perkembangan adalah menemani (dengan cerdas dan strategi terapi yang bisa dipahami oleh orang tua) pertumbuhan dan perkembangannya lebih intensif. Dulu saya memiliki kalimat penghibur dalam proses menerima gangguan perkembangan anak saya “anak saya kecil lebih lama” jadi bisa seru-seruan lebih lama, sebelum ia dewasa dan terbang sendiri mewujudkan mimpinya.

8. Adakah titik sensori tertentu untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak pada anak gangguan pendengaran atau anak tuna rungu?
Jika yang dimaksud adalah titik seperti titik energi akupuntur dsj. Sependek yang saya tahu, ada. Tetapi aplikasi dan how to-nya mungkin lebih baik bertanya pada ahlinya langsung yaaa. Saya percaya, bahwa tubuh kita bekerja dari berbagai dimensi. Dimensi ketubuhan fisik (biologi, kimia, fisika) dan dimensi ketubuhan mistik (energi meridian, energi psikologi). So, why not!

9. Anak saya DS, 14 tahun, bisa berkomunikasi dengan baik, tetapi jika kalimat panjang2 ngomongnya belepotan. Gimana ya? Terapi 1x seminggu di sekolah. Apa perlu ditambah ya, mengingat usia.
Pertama, (jika DS itu maksudnya Down Syndrome) umumnya ada isu hipotonus. Kedua, hipotonusnya bisa mempengaruhi pernafasan. Ketiga, bicara adalah gerak motorik. Dan karena gerak itu mensyaratkan kekuatan, ketepatan dan kecepatan gerak otot. Dengan adanya hipotonus ini menjadi tidak optimal.

Pencapaian hasil terapi tidak selalu tentang dosis terapi seminggu berapa kali. Namun juga bagaimana latihan tersebut bisa dilakukan di rumah. Sehingga pengulangan latihan menjadi kata kunci bagaimana memori otot bisa dibentuk dalam rangka mem-bagus-kan pergerakan otot, termasuk otot bicara.

Preferensi saya untuk kondisi hipotonus secara luas (seperti Down Syndrome) tetap melakukan maintaining (latihan yang terus dilakukan dalam rangka menjaga kesehatan sistem oto) sepanjang perjalanan perkembangan, atau bahkan sampai dewasa. Karena otot yang lemah berpotensi bagi tubuh untuk melakukan kompensasi gerak. Nah, kompensasi ini yang bisa jadi “mengakumulasi kelelahan”.

10. Bagaimana dengan anak yang TIDAK mau menginjak pasir apakah itu merupakan suatu gangguan?
Secara cepat tapi tidak mendalam, saya setuju bahwa anak yang menolak berlebihan tekstur tertentu memiliki isu hipersensitivitas.

11. Bagaimana cara menstimulasi anak agar bisa lancar berbicara. Karena anak saya sudah umur 1.6 tahun masih terbata-bata dalam mengucap kata.
Secara bahasa, diajak berkomunikasi sesuai usia perkembangannya. Bahasa anak-anak kecil misalnya dengan membuat intonasi yang bervariasi. Secara gerak bicara (terbata-bata) berbicaralah dengan kecepatan lebih lambat tetapi tidak sangat-lambat. Dan dengan kalimat pendek-pendek. Sesedikit mungkin. To the point. Bisa juga fokus pada kemampuan mengenali atau menamai benda-benda di sekitar yang primer (dekat dan penting bagi keseharian anak). Lakukan ceklis lebih mendalam, karena 18 bulan adalah usia kritis perkembangan bahasa/wicara yang cukup penting.

12. Anak saya cenderung susah makan sayur dan buah.
Hehe, saya tidak tahu berapa usia anak Ibu. Dari aspek sensomotorik sayur terutama memiliki taste yang tidak menyenangkan dibandingkan buah. Tetapi taste juga proses belajar. Dengan tetap memperhatikan tekstur pemberian sesuai dengan usia anak. Mungkin di soalan no 12 ini saya hanya bisa sampaikan. Bahwa secara keseluruhan anak sudah bisa makan seperti orang dewasa sejak usia, benar-benar seperti orang dewasa pada usia 3 tahun.

Penolakan makanan tertentu yang terjadi di setiap usia, bisa saja sebagai indikasi yang perlu diobservasi lebih lanjut. Bagi saya, sangat penting ketika Ibu sebagai pengasuh primer memiliki “perasaan” dan bertanya-tanya “anak saya kenapa ya” untuk benar-benar dicari jawabannya, bisa dengan konsultasi ke tenaga kesehatan terkait atau diskusi dengan teman yang mungkin memiliki informasi atau pengalaman yang mirip.

Dan “sepanjang” kita “tidak puas” dengan jawaban yang dikumpulkan, yaa cari lagi.

13. Memiliki anak usia 14 bulan dengan masalah pilih2 makan dan kebiasaan hisap bibir bawah + pegang telinga sebelum tidur. Apakah itu normal?
Secara normatif, pilih-pilih makanan akan terjadi di usia 18 – 24 bulan. Jadi, bagi saya ini bendera kuning. Kita lihat, di usia 12 bulan kemampuan lateralisasi lidah sudah terbentuk, gerakan rotasi dalam mengunyah mulai berkembang. Sehingga (contoh) skills seperti mengelola makanan solid potong dadu sudah terbentuk.

TETAPI, bagi saya ketika bayi-bayi menolak makanan, perlu diamati lebih mendalam, karena ini bisa merupakan tanda awal “ada apakah gerangan dengan perkembangan mulutnya”. Jika ia pilih2 yang perlu diperhatikan adalah apakah rahang dan lidah sudah berkembang dengan sesuai?

Hisap bibir bawah di usia ini jika bertujuan untuk membersihkan makanan di bibir adalah wajar. Beberapa hal seperti menghisap jempol, termasuk memegang telinga seringkali diasosiasikan dengan perkembangan “menyamankan diri sendiri” yang terkait dengan sensomotorik. Tetapi untuk ini saya tidak menjawabnya ya. Mungkin sementara jawaban saya adalah: Kalau dari aspek sensomotorik, bisa dikaitkan dengan “rasa aman/nyaman” karena saat ia memegang sesuatu ia menjadi lebih alert, waspada, yang berarti juga aman/nyaman.

Seperti kita berdiri di tepi jurang, kita akan pusing dan ketakutan akan terjatuh. Tetapi jika kita diberi pegangan, serapuh pegangan ke ranting pohon, kita akan merasakan sensasi yang berbeda (lebih proprioseptif) lebih waspada, lebih alert, lebih mudah mengontrol.


Sekian opini saya,
Ingatlah untuk berdiskusi lebih jelas dan mendalam jika tidak puas dengan jawaban yang sedang dicari.
Feel free to contact me, Ibu-ibu teman-belajar semua…
Saya punya 15 menit for free di hari tertentu, tapi biasanya jam 06.00 WIB

Salaam,
Pipit

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Scroll to top
WhatsApp Chat with Us