Trio Artikulator: Ini hanya istilah saya yang tidak berdasarkan nama ilmiah yang ideal. Saya menggunakan istilah ini hanya demi kemudahan saya memahami 3 komponen mulut yang seringkali dibahas dalam kaitannya dengan teknik-teknik oral motor di kalangan SLP yang pro-oral motor (pro-OM).
1. Rahang
Ibarat sebuah rumah, rahang merupakan pondasi agar bangunan rumah dapat berdiri kokoh dan tegak, tidak mudah goyah dan atau malah berpotensi runtuh. Rahang merupakan tempat bibir dan lidah pada akhirnya harus mampu bergerak mandiri tanpa tergantung lagi dari rahang (disosiasi).
Saya sering menggunakan analogi, contoh pada gaya vokalis Noah, Ariel, dimana saat ia bernyanyi bukaan mulutnya sangat minimalis, sehingga ini adalah contoh yang sesuai untuk kondisi bibir dan lidah yang belum terdisosiasi dari rahang. Artinya bibir dan lidah yang digunakan untuk bergerak-gerak menciptakan bunyi ujaran, dikunci dengan rahang yang dibuka sedikit (disebut kompensasi atau fixing). Hal ini dilakukan supaya bibir/lidah dapat bergerak untuk memproduksi bunyi ujarannya.
Berbeda dengan vokalis band Samsons, dimana ia saat bernyanyi membuat bukaan rahang yang ideal (dalam teknik bernyanyi), saat mengucap kata yang mengandung vokal /a/ ia akan membuka rahangnya sedemikian rupa dibandingkan vokalis Noah. Hal ini mempercontohkan bahwa, ketika rahang bergerak sesuai proporsi bukaan vokal dan konsonan, bibir dan lidah bergerak proporsional maka akan tercipta ujaran yang memang ideal (ujaran terdengar jelas).
Pendek kata, lebih mudah mana bagi kita saat mendengarkan nyanyian kedua band tersebut? Lebih mudah mengenali lirik lagu Samsons atau lirik lagu Noah? (Sorry Mas Bams dan Mas Ariel …)
2. Bibir
Melanjutkan analogi rumah, maka bibir ibarat tembok yang dibangun untuk melindungi penghuni rumah dari lingkungan luar. Jika pondasi (rahang) memiliki tancapan yang baik/kuat maka tembok (bibir) dapat dibangun dengan kuat dan tidak mudah goyah diterjang angin (hihi, lebay…).
3. Lidah
Let’s say, lidah adalah atap dari rumah, dimana atap hanya akan bisa disusun jika memiliki tembok tempat kuda-kuda atau rusuk-rusuk dibuat sehingga atap bisa dipasang (berfungsi baik). Atap tidak berguna sebagaimana mestinya jika tidak diletakkan sedemikian rupa pada tembok yang kokoh. Lidah menjadi mandiri dan mampu bergerak kesana kemari karena memiliki tempat tautan yang kuat yang menopangnya.
Salaam,
Semoga dapat bermanfaat,
Pipit