Fore Thought – Sudah dibilangin kok dilakukan lagi dan lagi?

!! Ini hanya salah satu ilustrasi untuk memudahkan kita memahami tentang fore thought atau nalar dalam mempertimbangkan resiko/dampak dari perilaku kita.

Keterampilan fore thought merupakan kemampuan bernalar yang terjadi pada kita saat bertindak atau bersikap sehari-hari, dalam rangka menilai atau mengevaluasi tindakan. Contoh di anak saya, suatu kali jarinya terjepit pintu (derajat ringan) dan ia pun meringis. Seingat saya, anak-anak kecil ketika mengalami hal tersebut pertama kalinya, maka sangat kecil kemungkinan ia akan terjepit pintu lagi di tempat yang sama untuk yang kedua kalinya, apalagi ketiga kalinya, atau keempat kalinya. Tetapi anak saya mengalami kejepit pintu untuk kedua kalinya, ketiga kalinya sampai mungkin keempat kalinya (entah ada ke lima atau enam, saya tidak ingat, karena saya langsung mencegah hal itu terjadi jika anak saya berada dalam situasi “hampir kejepit pintu”).

Beranjak besar, ungkapan seperti “sudah dibilangin berkali-kali masih juga diulangi” mungkin bisa mewakili, bagaimana kemampuan fore thought teramati di kehidupan sehari-hari. Seperti “tidak belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya” tentang dampak suatu perilaku, mereka hanya terus mengulangi dan mengulanginya lagi.

Anak mengulangi perilaku sebelumnya yang ‘kita larang atau kita peringatkan” karena ia tidak dapat menilai bahwa ketika DULU ia melakukan perilaku tersebut, itu membuat dampak tertentu (misal: memegang pintu di posisi itu beresiko terjepit) JADI sebaiknya jangan begitu lagi. Sehingga perilaku itu terjadi berulang-ulang. Hehe. apa yang bisa kita lakukan? Ya, sementara, bersabarlah untuk mengingatkannya lagi, mengarahkannya lagi, dan lagi, dan lagi, dan lagi, dan lagi. Sambil, tentu saja, melakukan upaya lain (seperti terapi) untuk mendukung perkembangannya.

Perlu diingat, tulisan ini bukan untuk mendiagnosis suka-suka tetapi “visualisasi” yang saya presentasikan untuk menjelaskan fore thought, sebuah kemampuan yang terkena dampak saat anak kita mengalami gangguan perkembangan yang terkait dengan kondisi kemampuan bernalar. Informasi lebih lanjut berdiskusilah dengan tenaga kesehatan yang sesuai.

Salaam,

07 Agustus 2022

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Scroll to top
WhatsApp Chat with Us