Translasi TENTANG BEDONG

Surat Harvey Neil Karp kepada editor Journal Pediatrics

Surat berjudul ‘Safe Swaddling and Healthy Hips: Don’t Toss the Baby out with the Bathwater’

Copyright © 2008 by the American Academy of Pediatrics

Journal Pediatrics. Volume 121 (5) 1075-1076. DOI: https://doi.org/10.1542/peds.2008-0299

 

Disclaimer: Saya (Pipit) tidak mengetahui mengapa Karp menulis Surat kepada editor jurnal tersebut. Apakah untuk mengomentari jurnal yang dikeluarkan oleh editor/asosiasi atau bukan, atau untuk tujuan yang lain. Entahlah, saya (pipit) tidak mencari tahu. Saya hanya membaca dan tertarik dengan isi Surat tersebut. Yang membuat saya “semakin yakin” bahwa bedong dengan teknik yang “tepat” dapat bermanfaat. Sehingga bisa lebih “ajeg pendirian” menghadapi kontroversi tentang bedong-membedong ini. Harapannya, orangtua IBK seperti saya ini dapat menumbuhkan wawasan dan kebijakan dalam memberikan latihan pada anak.

Begitu pula, jalur penelusuran (link) untuk izin mereproduksi tulisan ini tidak dapat dibuka. Untuk itu, semoga saja pak Harvey Neil Karp berkenan, peace.

 

Berikut translasi versi “sependek yang bisa saya pahami”. Artikel asli dapat dijumpai di link https://pediatrics.aappublications.org/content/121/5/1075.2.full

 

Dalam beberapa tahun terakhir bedong telah kembali digunakan, terutama dipopulerkan oleh panduan-panduan parenting modern1-3.

Dalam kolom komentar mereka mengenai praktik kuno ini (bedong), Mahan & Kasser meringkas berbagai laporan yang berhubungan antara bedong dengan Developmental Dysplasia Hip (DDH). Mereka mencatat, bagaimanapun, bahwa tidak jelas apakah DDH bisa diakibatkan oleh semua bentuk teknik bedong atau hanya oleh teknik bedong “tradisional” yang dilakukan oleh kelompok etnis tertentu. Kemungkinan ini juga dimunculkan dalam tinjauan sistematis (systematic review) baru-baru ini tentang bedong5, dan perbedaan ini sangat penting.

Studi-studi yang dikutip oleh Mahan & Kasser mengorelasikan DDH dan bedong dalam populasi Jepang, Arab Saudi, Turki dan suku-suku asli Amerika tertentu yang menggunakan metode membungkus (bayi) antik tradisional yang mana hip/panggul sepenuhnya ekstensi (bukan fleksi, red) dan adduksi (bukan abduksi, red) serta kaki-kakinya terikat erat dengan selimut, kain atau tali. Seringkali, bayi yang telah dibedong seperti tersebut juga diikat dengan kaku ke papan dudukan, yang menahan hip/panggul agar tidak bergerak dalam posisi hiperekstensi.

Dipercayai6 juga bahwa bedong tradisional meningkatkan DDH dengan cara menggeser kepala persendian paha secara anterolateral pada bayi-bayi dengan kelemahan bawaan pada kapsul panggul dan teres ligamen. Resiko meningkat untuk bayi yang memiliki riwayat keluarga DDH, dilahirkan sungsang, atau memiliki kelainan bentuk kaki bawaan atau tortikolis. (Yang juga menarik secara historis, lambang American Academy of Pediatrics yang asli, yang memperlihatkan bayi yang dibedong dengan kaki terikat erat, pada tahun 1955 diubah menjadi bayi dengan kaki yang tidak terikat.)7

Bagaimanapun, teknik bedong kontemporer memungkinkan bayi terbungkus dengan rapat dan panggul menjadi fleksi dan abduksi dengan aman. Seperti yang dikatakan Mahan & Kasser bahwa “membiarkan bayi yang bahkan balutan bedongannya ketat agar panggul tetap diam dalam posisi fleksi dan abduksi dapat memacu perkembangan panggul dengan aman”. Mereka juga mencatat bahwa metode bedong telah mendorong mereka dan merasa terpanggil untuk (menegaskan mengenai, red) posisioning hip/panggul yang aman ini.

Ada alasan kuat untuk membuat perbedaan antara teknik bedong tradisional yang berbahaya dan teknik bedong yang aman. Membedong yang dilakukan dengan benar memberikan manfaat untuk bayi-bayi kecil karena bedong tersebut mengurangi tangisan8 9, meningkatkan tidur10 11 dan memperpendek periode distress12 13.

Mengurangi kerewelan bayi dan meningkatkan tidur bukanlah tujuan sepele. Tangisan akibat kolik dan kelelahan ibu adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius terkait dengan morbiditas dan mortalitas yang signifikan, termasuk stress pernikahan14, penghentian dini menyusui15 16, depresi paska melahirkan17-20, shaken-baby syndrome21 22, pengobatan yang tidak perlu untuk penyakit gastroesophageal reflux23, resumsi atau kembali merokok paska melahirkan24, dan sudden infant death syndrome atau SIDS25-27. (Repeated studies have shown that supine swaddling reduces the sudden infant death syndrome risk ratio to 0.64 – 0.69, and swaddling’s sleeppromoting benefit may dissuade parents from intentionally placing their infants prone for sleep5).

Perlu untuk dicatat bahwa praktik perawatan bayi lainnya juga memerlukan teknik yang tepat untuk dapat menghindari efek buruk yang tidak diinginkan. Penahan (kursi) bayi pada mobil, misalnya, berpotensi menyebabkan cedera jika tidak dipasang dengan benar. Demikian juga teknik bedong yang tepat harus diajarkan untuk menghindari kepanasan, kepala tertutup, ekstensi/adduksi panggul, dll. Untuk itu, selama 4 tahun terakhir saya telah membantu melatih >1500 pendidik untuk mengajarkan versi modern dari praktik kuno ini dengan benar kepada para orangtua baru di rumah sakit, klinik, dan pangkalan militer di seluruh negeri9 28 29.

 

Harvey Neil Karp, MD

Department of Pediatrics

UCLA School of Medicine

Los Angeles, CA 90025

 

REFERENCES

  1. Jana LA, Shu J. Heading Home with Your Newborn. New York, NY: American Academy of Pediatrics; 2005
  2. Karp HN. The Happiest Baby on the Block. New York, NY: Bantam Dell; 2002
  3. Karp HN. The Happiest Baby on the Block [DVD]. Los Angeles, CA: Trinity Home Entertainment; 2003
  4. Mahan ST, Kasser JR. Does swaddling influence developmental dysplasia of the hip? Pediatrics. 2008;121(1):177–178
  5. van Sleuwen BE, Engelberts AC, Boere-Boonkamp MM, Kuis W, Schilpen TW, L’Hoir MP. Swaddling: a systematic review. Pediatrics. 2007;120(4). Available at: www.pediatrics.org/cgi/ content/full/120/4/e1097
  6. Salter RB. Etiology, pathogenesis and possible prevention of congenital dislocation of the hip. Can Med Assoc J. 1968;98(20): 933–945
  7. Symbolic change: Academy’s Della Robbia insignia reflects changes. AAP News. 2004:25(5):244
  8. Giacoman SL. Hunger and motor restraint on arousal and visual attention in the infant. Child Dev. 1971;42(2):605– 614
  9. Adler M. Promoting maternal child health by teaching parents to calm fussy infants at the Boulder Colorado Department of Health. Presented at: the CDC CityMatCH Urban MCH Leadership Conference; August 28, 2007; Denver, CO
  10. Franco P, Seret N, Van Hees JN, Scaillet S, Groswasser J, Kahn A. Influence of swaddling on sleep and arousal characteristics of healthy infants. Pediatrics. 2005;115(5):1307–1311
  11. Gerard CM, Harris KA, Thach BT. Spontaneous arousals in supine infants while swaddled and unswaddled during rapid eye movement and quiet sleep. Pediatrics. 2002;110(6). Available at: pediatrics.org/cgi/content/full/110/6/e70
  12. Fearon I, Kisilevsky BS, Hains SMJ, Muir DW, Tranmer J. Swaddling after heel lance: age-specific effects on behavioral recovery in preterm infants. J Dev Behav Pediatr. 1997;18(4):222–232
  13. Neu M, Browne JV. Infant physiologic and behavioral organization during swaddled versus unswaddled weighing. J Perinatol. 1997;17(3):193–198
  14. Levitzky S, Cooper R. Infant colic syndrome: maternal fantasies of aggression and infanticide. Clin Pediatr (Phila). 2000;39: 395– 400
  15. Bernal J. Crying during the first ten days of life. Dev Med Child Neurol. 1972;14(3):362–372
  16. van der Wal, MF, van den Boom DC, Pauw-Plomp H, de Jonge GA. Mothers’ reports of infant crying and soothing in a multicultural population. Arch Dis Child. 1998;79(4):312–317
  17. Murray L, Cooper P. The impact of irritable infant behavior on maternal mental state: a longitudinal study and a treatment trial. In: Barr R, St James-Roberts I, Keefe M, eds. New Evidence on Unexplained Early Infant Crying: Its Origins, Nature and Management. Skillman, NJ: Johnson & Johnson Pediatric Institute; 2001:149 –164
  18. Maxted AE, Dickstein S, Miller-Loncar C, et al. Infant colic and maternal depression. Infant Ment Health J. 2005;26:56 – 68
  19. Corwin EJ, Brownstead J, Barton N, Heckard S, Morin K. The impact of fatigue on the development of postpartum depression. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 2005;34:577–586
  20. Howell EA, Mora P, Leventhal H. Correlates of early postpartum depressive symptoms. Matern Child Health J. 2006;10(2):149 –157
  21. Theodore AD, Chang JJ, Runyan DK, Hunter WM, Bangdiwala SI, Agans R. Epidemiologic features of the physical and sexual maltreatment of children in the Carolinas. Pediatrics. 2005; 115(3). Available at: www.pediatrics.org/cgi/content/full/115/ 3/e331
  22. Sandberg M, Barr R. The National Center on Shaken Baby Syndrome research on victim and perpetrator profiles. Presented at: the 4th National Conference on Shaken Baby Syndrome; September 12, 2002; Salt Lake City, UT
  23. Sutphen J. Is it colic or is it gastroesophageal reflux? J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2001;33(2):110 –111
  24. Gaffney KF, Henry LL. Identifying risk factors for postpartum tobacco use. J Nurs Scholarsh. 2007;39(2):126 –132
  25. Wilson CA, Taylor BJ, Laing RM, Williams SM, Mitchell EA. Clothing and bedding and its relevance to sudden infant death syndrome. J Paediatr Child Health. 1994;30(6):506 –512
  26. Ponsonby AL, Dwyer T, Gibbons LE, Cochrane JA, Wang YG. Factors potentiating the risk of sudden infant death syndrome associated with the prone position. N Engl J Med. 1993;329(6): 377–382
  27. Beal S, Porter C. Sudden infant death syndrome related to climate. Acta Paediatr Scand. 1991;80(3):278 –287
  28. Pennsylvania Department of Health. Cries to Smiles. Harrisburg, PA: Pennsylvania Department of Health, Breastfeeding Awareness and Support Group; 2007
  29. National Association of Children’s Hospitals and Related Institutions. Children’s Hospitals at the Frontlines: The Prevention of Child Abuse and Neglect. Alexandria, VA: National Association of Children’s Hospitals and Related Institutions; 2007:9-10

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Scroll to top
WhatsApp Chat with Us